Kamis, Juni 26, 2008

Table Manner

Kalau aku nonton film-film Eropa, terutama yang bercerita tentang kehidupan para bangsawan atawa para konglomerat, terlihat sekali betapa manner sangat diperhatikan, termasuk table manner. Bagaimana cara melipat lap, memegang sendok, garpu, dan pisau, bagaimana cara duduk yang berwibawa, hhmpfh... semua ada aturannya. Entah siapa yang membuat aturan tersebut, dan entah kenapa semua orang seperti berlomba-lomba ingin mengikutinya.

Lalu aku kembali ke dunia nyata. Aku melihat orang-orang Indonesia yang kutemui di sekitarku. Aku juga melihat diriku sendiri. Ketika berada di suatu jamuan makan yang ramai dan berkelas, secara otomatis table manner ala Eropa akan berlaku. Atau... ketika makan bersama orang-orang tertentu (dimana kita harus terlihat perfect di hadapannya), maka dengan sendirinya gaya makan sok bangsawan tersebut akan digunakan. Pentingkah? Lalu apakah memang seharusnya seperti itu?!

Aku ingat diriku. Ketika makan di rumah, bersama keluarga dan orang-orang terdekatku, aku bisa makan sebagaimana gayaku. Aku bisa makan sebagaimana yang aku inginkan. Kalo lagi pengen pake tangan ya pake tangan, kalo lagi males ngotorin tangan ya pake sendok. Trus, duduknya juga gak mesti di meja makan. Bisa jadi sambil nongkrong di depan TV, atau sambil bersila di atas kursi makan. Yang jelas, suka-suka aku ajah. Gak begitu memperhatikan manner banget (tapi tetap dengan etika). Tapi coba kalau aku lagi makan di luar, di restoran misalnya. Gak mungkin kan bisa sambil ngangkat kaki ikutan naik ke kursi, huehehehe.... Alhasil, table manner ala Eropa pun bakal kuadopsi.

Nah, sekarang aku ingin melihat sisi yang lain. Gimana pendapat kamu jikalau melihat orang-orang (desa) yang makan dengan lahap, pake tangan sampe berantakan, seolah-olah dah berapa hari gak makan? Mereka makan dengan gaya yang jauh dari table manner ala Eropa. Mereka ya mana ngerti gaya makan gituan. Wong makan pake sendok garpu aja gak ngerti. Apakah mereka tidak sopan? Apakah mereka tidak punya etika?

Tidaklah bijak jika kita menuduh mereka tidak beretika. Toh mereka tetap menggunakan etika makan yang berlaku di daerahnya masing-masing. Mungkin etika yang berlaku di daerah mereka beda jauh dengan table manner ala Eropa. Tapi bukankah dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Maka hargailah gaya makan mereka, dan kurasa kita gak perlu pake acara sok keeropa-eropaan demi menaikkan gengsi di depan orang-orang yang gak tahu apa-apa tersebut.

Intinya... fleksibel ajah fren. Table manner itu penting, tapi bukan sebagai ajang gaya. Toh, etika makan yang sebenarnya sudah ada dalam Islam... dan kita tinggal mengikutinya.

(ide dari Inga)

Tidak ada komentar: