Kamis, Juli 10, 2008

Bengkulu I'm in LOVE

Apa yang terbayang di benak Anda ketika mendengar nama Bengkulu? Gempa? Tsunami? Atau apa? Kalau aku yang ditanya kaya gitu, maka jawabanku adalah Bengkulu itu panas. Yupz... memang panas banget kok, sinar mataharinya terik. Serupa-lah dengan tetangganya SumSel. Teriknya itu bikin aku muales banget ketemu langsung dengan sinar matahari di siang hari.

Masalah gempa... hmm mungkin memang sudah dari sononya Bengkulu terkenal dengan gempanya. Dan itu bukan sekedar isu. Aku sendiri telah membuktikannya. Baru dua minggu di Bengkulu, sudah terjadi 6 gempa yang pada umumnya dirasakan orang-orang sini. Karena aku belum terlalu sensi, dari 6 gempa itu hanya 1 gempa yang aku bisa rasakan, huehehehe. Kalo gempa kecil-kecilnya, waah... jangan ditanya jumlahnya. Menurut data (gak tahu data darimana), dalam 1 bulan bisa terjadi 200-an gempa di Bengkulu.

Bengkulu juga sepi. Untuk ukuran ibukota propinsi, kalah jauh lah dengan Palembang (lagian... ngebandinginnya sama Palembang). Lalu lintasnya tidak begitu padat, gak ada macet, gak ada bus kota, jumlah pertokoan dan pusat perbelanjaan gak seberapa (sekali lagi dibanding Palembang), juga gak ada Gramedia (belum aja kali). Dari sini saja aku sudah bisa melihat bahwa masyarakat sini gaya hidupnya tidak terlalu hedonis. Hmm, ini pujian loh...

Jadi?! Yea, Bengkulu itu panas dan sepi. Tapi nyatanya aku suka. Bengkulu memang terik, tapi kalau aku duduk-duduk di teras kantor di siang hari yang terik itu, hembusan angin sepoi-sepoi yang kurasakan bisa mengalahkan teriknya mentari. Bengkulu memang panas, tapi meriahnya pantai di sore hari serta indahnya sunset bisa membuatku lupa akan panas yang mendera.

Tidak banyak pertokoan di Bengkulu. Tapi selama semua kebutuhan hidupku bisa kupenuhi, selama barang-barang yang aku butuhkan bisa aku dapatkan, aku gak butuh ada banyak toko di sini. Memang gak ada bus kota di Bengkulu. Tapi selama aksesku ke tempat tujuan berjalan lancar gak pake macet, aku juga tidak mengharapkan ada bus kota di sini.

Bengkulu memang jauh dari rumah orangtuaku. Tapi selama ada orang-orang yang peduli, selama banyak bibir yang menyapa ramah, mata yang bersinar tulus, telinga yang senantiasa mendengar, juga hati yang senantiasa dekat... setidaknya semua bisa menjadi pengobat rindu. Aku bersyukur berada di lingkungan keluarga besar BPS Propinsi Bengkulu, yang dipenuhi wajah-wajah ramah, senyum tulus, serta kepedulian yang nyata. Semua itulah yang membuatku merasa betah di sini. Bengkulu I’m in love... dan semoga semua selalu berjalan sebagaimana mestinya.